TANAMAN PENGHASIL MINYAK ATSIRI ( Essential Oil)
Salah satu komoditas yang dianggap mempunyai nilai ekonomi tinggi dan
mudah untuk diusahakan adalah tanaman penghasil minyak atsiri. Ditinjau dari
segi pengolahan minyaknya maka hanya dengan menggunakan peralatan sederhana dan
murah serta tidak memerlukan keahlian mendalam, pengolahan minyak tersebut
dapat dilakukan oleh semua kalangan. Penerapan kegiatan pengolahan minyak
atsiri diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan lahan kosong, menyerap tenaga
kerja, meningkatkan nilai jual komoditas penghasil minyak atsiri yang sekaligus
dapat meningkatkan pendapatan.
Minyak atsiri dikenal juga dengan nama minyak eteris atau minyak terbang
( essential oil, volatil oil ) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut mudah
menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir (
pungent taste ), berbau wangi sesuai dengan bau tanamannya, umumnya larut dalam
pelarut organik dan tidak larut dalam air.
Minyak atsiri dalam industri digunakan untuk pembuatan kosmetik, parfum,
antiseptik, obat-obatan, “flavoring agent” dalam bahan pangan atau minuman dan
sebagai pencampur rokok kretek. Minyak atsiri merupakan salah satu hasil sisa
dari proses metabolisme dalam tanaman yang terbentuk karena reaksi antara
berbagai persenyawaan kimia dengan adanya air. Minyak atsiri disintesa dalam
sel glanular pada jaringan tanaman dan ada juga yang terbentuk dalam pembuluh
resin (resin duct), misalnya minyak terpentin dari pohon pinus.
Tanaman penghasil minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150 – 200 spesies
tanaman yang termasuk famili Pinaceae, Labiateae, Compositae, Lauraceae,
Myrtaceae, dan Umbelliferaceae. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap
bagian tanaman yaitu dari daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar
atau rhizome. Minyak atsiri dari tanaman dapat berasal dari batang misalnya
kulit cendana, masoi; dari daun misalnya cengkeh, sereh wangi, nilam; dari akar
misalnya akar wangi; dari bunga misalnya cengkeh, kenanga dan dari buah
misalnya pala.
Mengenal Tanaman Penghasil Minyak Atsiri Unggulan
Tanaman
cengkeh merupakan salah satu penghasil minyak atsiri yang dapat diperoleh dari
seluruh bagian tanamannya terutama dari daun segar, daun gugur dan bunga. Kadar
minyak dari daun gugur berkisar antara 1%, sedangkan dalam bunga 15-16%. Selain
bunga kering sebagai hasil utama, maka daun gugur dapat dimanfaatkan untuk
dijadikan minyak dengan cara penyulingan.
2. Akar Wangi (Vetivera zizonioides)
Tanaman akar
wangi merupakan tanaman penghasil minyak akar wangi (vitiver oil ) yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi. Tanaman
ini dapat tumbuh dengan baik pada tanah dengan ketingginan antara 1000 – 2000
meter dari permukaan laut dengan produksi 15 – 30 ton per tahun. Kadar minyak
dalam akar wangi berkisar 1 – 1,5 % sehingga jumlah prduksi minyak akar wangi
150kg – 300 kg per hektar per tahun. Perlu diketahui bahwa jika ditinjau dari
segi agronomi, sosial ekonomi dan teknis, maka pertanaman akar wangi mudah
diusahakan oleh masyarakat sekitar, dengan umur panen 9 – 12 bulan.
3. Nilam (Pogostemon cablin)
Tanaman
nilam merupakan tanaman penghasil minyak nilam yang mempunyai nilai ekonomi
tinggi. Tanaman ini tumbuh dengan baik pada ketinggian tanah antara 0 – 1000 m
dengan produksi 10 – 20 ton daun layu per hektar per tahun dengan periode 3 – 4
persen per tahun. Tanaman ini perlu diperbaharui setiap 5 – 7 tahun sekali.
Minyak yang dihasilkan berkisar antara 100 – 200 kg minyak per hektar per tahun
4. Sereh Wangi (Cymbopogon nardus)
Tanaman sereh
wangi merupakan tanaman penghasil minyak sereh wangi. Minyaknya dapat diperoleh
dari bagian daun dengan rendemen 0,8 – 1 persen dari daun basah. Tanaman ini
tumbuh baik dari dataran rendah sampai 1000 meter dari permukaan laut, tetapi
daerah optimum adalah 250 meter di atas permukaan laut. Pertumbuhan sereh wangi
kurang baik pada tanah yang berat (liat) dan tanah berkapur. Disamping itu
keadaan air tanah yang dekat ke permukaan tanah tidak dikehendaki, sehingga
perlu adanya drainase yang baik, berupa parit – parit atau saluran pembuangan
air. Produksi tanaman berkisar antara 15 – 20 ton per hektar pertahun dengan
kadar minyak 0,8 – 1 persen dan pemanenan dapat dimulai setelah berumur 6 bulan
dan periode panen selanjutnya berkisar antara 70 – 75 hari sekali dalam musim
hujan dan tiap 80 – 90 hari pada musim kemarau.
5. Pala ( Myristica fragans )
Dari
seluruh bagian tanaman pala yang mempunyai nilai ekonomis adalah buahnya. Buah
pala terdiri dari 4 bagian yaitu daging, fuli, tempurung dan biji. Biji pala
dapat dimanfaatkan secara langsung sebagai rempah-rempah dan minyaknya
diperoleh melalui penyulingan dan dapat dimanfaatkan untuk pengobatan dan
kosmetika. Biji pala dapat menghasilkan rata-rata 12% minyak atsiri dan dari
fuli berkisar antara 7-18%.
Subscribe to:
Posts (Atom)