Penghijauan
perkotaan dengan menanam tumbuh-tumbuhan sebanyak-banyaknya di halaman rumah
atau dilingkungan sekitar rumah maupun dipinggir jalan, apakah itu berbentuk
pohon, semak, perdu, rumput atau penutup tanah lainnya, di setiap jengkal tanah
yang kosong yang ada dalam kota dan sekitarnya, sering disebut sebagai ruang
terbuka hijau (RTH). RTH sangat penting, mengingat tumbuh-tumbuhan mempunyai
peranan sangat penting dalam alam, yaitu dapat dikategorikan menjadi fungsi
lansekap (sosial dan fisik), fungsi lingkungan (ekologi) dan fungsi estetika
(keindahan). Berdasarkan kepada fungsi utama RTH dapat dibagi menjadi:
1) Pertanian perkotaan, fungsi utamanya
adalah untuk mendapatkan hasilnya untuk konsumsi yang disebut dengan hasil
pertanian kota seperti hasil hortikultura.
2) Taman kota, mempunyai fungsi utama
untuk keindahan dan interaksi sosial
3) Hutan kota, mempunyai fungsi utama
untuk peningkatan kualitas lingkungan.
Hutan Kota dapat memberikan kotayang nyaman sehat dan indah
(estetis). Kita sangat membutuhkan hutan kota, untuk perlindungan dari berbagai
masalah lingkungan perkotaan. Hutan kota mempunyai banyak fungsi (kegunaan dan
manfaat). Hal ini tidak terlepas dari peranan tumbuh-tumbuhan di alam.
Tumbuh-tumbuhan sebagai produsen pertama dalam ekosistem, mempunyai berbagai
macam kegiatan metabulisme untuk ia hidup, tumbuh dan berkembang. Kegiatan
metabulisme tumbuh-tumbuhan dimaksud telah memberikan keuntungan dalam
kehidupan kita. Tidak ada satu makhlukpun yang dapat hidup tanpa
tumbuh-tumbuhan.
Untuk menghadapi kemajuan, kita perlu melakukan perubahan
dan untuk itu kita perlu melakukan pembangunan. Dalam pembangunan itu kita akan
tahu tentang sejauh mana kerugian kita, jika kita menebang pohon atau membabat
tumbuh-tumbuhan tanpa pertimbangan dengan alasan nanti toh tumbuh-tumbuhan itu
akan tumbuh kembali. Mudah-mudahan pelaku pembangunan dapat menyadari, bahwa
tumbuh-tumbuhan itu adalah makhluk hidup dan butuh waktu untuk tumbuh dan
berkembang.
Bentuk dan Struktur Hutan Kota
Hutan kota merupakan suatu ekosistem dan tidak sama dengan
pengertian hutan selama ini. Hutan kota adalah komunitas tumbuh-tumbuhan berupa
pohon dan asosiasinya yang tumbuh di lahan kota atau sekitar kota, berbentuk
jalur, menyebar atau bergerombol (menumpuk) dengan struktur meniru (menyerupai)
hutan alam, membentuk habitat yang memungkinkan kehidupan bagi satwa dan menimbulkan
lingkungan sehat, nyaman, dan estetis.
Banyak kendala dalam membangun hutan kota. Kendala tersebut
antara lain berkisar kepada persediaan lahan untuk hutan kota, lahan semakin
hari semakin sedikit untuk hutan kota dan harga lahan di kota semakin hari semakin
sangat mahal. Disamping itu pula terbentur kepada peresepsi dari para perancang
dan pelaksana pembangunan, maupun dari lapisan masyarakat lainnya terhadap
hutan kota belum sama dan belum terbangun. Melihat fungsinya maka kita harus
membangun dan mengembangkan hutan kota. Dari hasil penelitian yang pernah
dilakukan menunjukkan bahwa dengan membangun dan mengembangkan bentuk hutan
kota serta membangun dan mengembangkan struktur hutan kota, maka kendala lahan
dapat di modifikasi sehingga kita akan tetap dapat membangun dan mengembangkan
hutan kota. Disamping itu secara bertahap kita selalu berusaha membangun dan
mengembangkan persepsi tentang hutan kota.
Bentuk-bentuk hutan kota diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Berbentuk bergerombol atau menumpuk adalah hutan kota dengan
komunitas tumbuh-tumbuhannya terkonsentrasi pada suatu areal dengan jumlah
tumbuh-tumbuhannya minimal 100 pohon dengan jarak tanam rapat tidak beraturan.
b) Berbentuk menyebar yaitu hutan kota yang tidak
mempunyai pola tertentu, dengan komunitas tumbuh-tumbuhannya tumbuh menyebar
terpencar-pencar dalam bentuk rumpun atau gerombol-gerombol kecil.
c) Berbentuk jalur yaitu komunitas tumbuh-tumbuhannya tumbuh pada lahan yang
berbentuk jalur lurus atau melengkung, mengikuti bentukan sungai, jalan,
pantai, saluran dan lainnya.
Struktur hutan kota adalah komposisi dari tumbuh-tumbuhan,
jumlah dan keanekaragaman dari komunitas tumbuh-tumbuhan yang menyusun
hutan kota, dapat dibagi menjadi :
a) berstrata dua yaitu komunitas tumbuh-tumbuhan
hutankota hanya terdiri dari pepohonan dan rumput atau penutup tanah lainnya.
b) berstrata banyak yaitu komunitas tumbuh-tumbuhan hutankota selain terdiri
dari pepohonan dan rumput juga terdapat semak, terna, liana, epifit, ditumbuhi
banyak anakan dan penutup tanah, jarak tanam rapat tidak beraturan, dengan
strata dan komposisi mengarah meniru komunitas tumbuh-tumbuhan hutan alam.
Fungsi Hutan Kota
Fungsi hutan kota sangat tergantung kepada bentuk dan
struktur hutan kota serta tujuan perancangannya. Secara garis besar fungsi
hutan kota yang sangat banyak itu dapat dikelompokkan menjadi:
1. Fungsi lansekap. Fungsi lansekap meliputi fungsi fisik dan fungsi sosial.
- Fungsi fisik, yaitu berfungsi antara lain untuk perlindungan terhadap angin, sinar matahari, pemandangan yang kurang bagus dan terhadap bau, sebagai pemersatu, penegas, pengenal, pelembut, dan pembingkai.
- Fungsi kesehatan misalnya untuk terapi mata dan mental serta fungsi rekreasi, olah raga, dan tempat interaksi sosial lainnya.
- Fungsi sosial politik ekonomi misalnya untuk persahabatan antar negara. Hutan kota dapat memberikan hasil tambahan secara ekonomi untuk kesejahteraan penduduk seperti buah-buahan, kayu, obat-obatan sebagai warung hidup dan apotik hidup.
2.
Fungsi Pelestarian Lingkungan (ekologi). Dalam pengembangan dan pengendalian
kualitas lingkungan fungsi lingkungan diutamakan tanpa mengesampingkan
fungsi-fungsi lainnya. Fungsi lingkungan ini antara lain adalah:
a) Menyegarkan udara atau sebagai
“paru-paru kota“. Fungsi menyegarkan udara dengan mengambil CO2 dalam proses
fotosintesis dan menghasilkan O2 yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup
untuk pernafasan. CO2 diambil dari udara, sedangkan air diambil dari dalam
tanah melalui akar tanaman.
sinarmatahari 6 CO2 + 6 H2O —————-> C6H12O6 + 6 O2 khlorofil enzim
sinarmatahari 6 CO2 + 6 H2O —————-> C6H12O6 + 6 O2 khlorofil enzim
b) Menurunkan Suhu Kota dan
meningkatkan kelembaban. Suhu disekitar tanaman menjadi lebih sejuk. Uap air di
atmosfir bertindak sebagai pengatur panas (suhu udara) karena sifatnya dapat
menyerap energi radiasi matahari gelombang pendek maupun gelombang panjang.
Hutan kota mempunyai pengaruh besar pada daerah-daerah yang suhunya tinggi, dan
sangat bermanfaat khususnya untuk daerah tropis.
c) Sebagai Ruang Hidup Satwa.
Tumbuh-tumbuhan selain sebagai produsen pertama dalam ekosistem juga dapat
menciptakan ruang hidup (habitat) bagi makhluk hidup lainnya, sebagai burung,
kupu-kupu, serangga. Burung sebagai komponen ekosistem mempunyai peranan penting,
diantaranya untuk mengontrol populasi serangga, membantu penyerbukan bunga dan
pemencaran biji. Hampir pada setiap bentuk kehidupan terkait erat dengan
burung, sehingga burung mudah dijumpai. Dengan kondisi tersebut diduga burung
dapat dijadikan sebagai indikator lingkungan, karena apabila terjadi pencemaran
lingkungan, burung merupakan komponen alam terdekat yang terkena pencemaran.
Burung berperanan dalam rekreasi alam, adanya taman burung selalu dikunjungi
orang, untuk menikmati bunyi, kecantikan ataupun kecakapan burung. Malahan
sekarang hampir di setiap rumah orang memelihara burung. Burung mempunyai nilai
pendidikan dan penelitian. Keindahan burung dari segala yang dimilikinya akan
memberikan suatu kenikmatan tersendiri. Kebiasaan burung-burung beranekaragam,
ada burung yang mempunyai kebiasaan berada mulai dari tajuk sampai kebawah
tajuk. Ini menunjukkan bahwa bila hutan kota mempunyai komposisi banyak jenis,
berlapis-lapis dan berstrata akan memikat banyak burung.
d) Penyanggah dan Perlindungan
Permu-kaan Tanah dari Erosi, sebagai penyanggah dan melindungi permukaan tanah
dari air hujan dan angin. Sehubungan dengan itu hutan kota dapat membantu
penyediaan air tanah dan pencegahan erosi.
e) Pengendalian dan Mengurangi Polusi
Udara dan Limbah, sebagai pengendalian dan atau mengurangi polusi udara dan
limbah, serta menyaring debu. Debu atau partikulat terdiri dari beberapa
komponen zat pencemar. Dalam sebutir debu terdapat unsur-unsur seperti garam
sulfat, sulfuroksida, timah hitam, asbestos, oksida besi,silika, jelaga dan
unsur kimia lainnya. Berbagai hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa
tumbuh-tumbuhan dapat mengakumulasi berbagai jenis polutan (pencemar). Seperti
pohon johar, asam landi, angsana dan mahoni dapat mengakumulasi Pb (timah
hitam) yaitu hasil pencemaran oleh kendaraan bermotor, pada daun dan kulit
batang.
f)
Peredaman Kebisingan. Kebisingan
adalah suara yang berlebihan, tidak diinginkan dan sering disebut “polusi tak
terlihat” yang menyebabkan efek fisik dan psikologis. Efek fisik berhubungan
dengan transmisi gelombang suara melalui udara, efek psikologis berhubungan
dengan respon manusia terhadap suara.
g) Tempat Pelesterian Plasma nutfah dan
bioindikator, yaitu sebagai tempat pelestarian plasma nutfah dan bioindikator
dari timbulnya masalah lingkungan seperti. Karena tumbuhan tertentu akan
memberikan reaksi tertentu akan perubahan lingkungan yang terjadi disekitarnya.
Plasma nutfah sangat diperlukan dan mempunyai nilai yang sangat tinggi dan
diperlukan untuk kehidupan.
h) Menyuburkan Tanah. Sisa-sisa
tumbuhan akan dibusukkan oleh mikroorganisma dan akhirnya terurai menjadi humus
atau materi yang merupakan sumber hara mineral bagi tumbuhan itu kembali.
3.
Fungsi Estetika. Tumbuh-tumbuhan dapat memberikan keindahan dari garis, bentuk,
warna, dan tekstur yang ada dari tajuk, daun, batang, cabang, kulit batang,
akar, bunga, buah maupun aroma. Hasil penelitian saya menunjukkan bahwa
penilaian hutan kota yang berstrata banyak mempunyai nilai estetika lebih
tinggi, daripada hutan kota berstrata dua